Skip to main content

Konin Katanya

Di sebuah pesisir, terbentang pemukiman yang terhimpit antara laut dan ladang garam. Dari kejauhan tampak siluet rumah-rumah reyot berderet memunggungi angin, seolah menunduk di bawah beban waktu. Di sinilah hidup dua insan—yang satu memijak usia muda dengan pundak tegar, yang laginya menyimpan bekas jejak hari yang panjang di garis kerut wajahnya.

### 1. Saka: Biar Letih, Harus Bergerak

Saka, pemuda yang tubuhnya kurus, berkulit legam oleh sengatan sinar matahari, adalah anak negeri yang lahir bukan dari tanah subur kemudahan, melainkan dari debu yang berserak di pinggir jalan. Ia mengenal dunia sebagai arena dagang naskah hidup yang ditawarkan tanpa jaminan. 

Pagi-pagi buta, ketika kabut laut belum usai menebalkan udara, ia sudah memanaskan motor bututnya, mencabut nafas panjang, dan menebar energi untuk siapa pun yang memerlukan jasanya—mengantar barang, menuntun troli keranjang, atau memunggungi jerih lelah demi bayaran yang kerap tak lebih dari luka kecil pada tangan.

Dalam catatan hari-harinya, Saka menulis angka-angka yang menari demikian rapuh: harga beras, ongkos sewa, dan utang kecil yang bertambah saat motor mogok atau saat hujan menunda panggilan kerja. Malamnya, ia menepi ke beranda rumah reot, menatap cakrawala yang remang, membaca sebaris kutipan bijak dari buku bekas yang dibelinya dari pedagang tua, berbisik: “Usaha tak mengkhianati hasil.” Konon katanya, bisikan itu bisa menenteramkan jiwa. Namun Saka belum pernah melihat janji itu ditepati. Ia hanya menuntun harapan, bagai benih di tanah yang retak, berharap hujan datang tepat waktu.

### 2. Mbah Banyu: Sunyi yang Dijaga

Di sudut lain pemukiman, Mbah Banyu, orang biasa memanggilnya, duduk di kursi kayu lapuk, tungku paling setia yang menopang tubuhnya yang sudah berisi lelah puluhan tahun. Usianya sudah menembus waktu yang membuat tubuhnya keropos, namun jiwanya tak pernah menggaris batas antara sabar dan pasrah. Setiap hari, ia duduk menatap jalan: langkah orang berlalu, suara kapal yang memecah gelombang, burung camar yang berkelahi dengan angin. Kegiatan Tirta sederhana: menggulung rokok, menunggu kabar bantuan rutin, dan menelan potongan nasi kotak yang kadang datang lewat tetangga murah hati. Ia bersahabat dengan keheningan, juga dengan bisik angin senja.

Konon katanya, diamnya Mbah Banyu adalah pengakuan atas luka yang terlalu dalam untuk diungkapkan.

### 3. Penjajakan Antara Dua Dunia

Dalam keheningan senja, ketika warna langit mengaduk perasaan, bayangan Saka dan Mbah Banyu seolah dipertemukan oleh arus waktu. Saka memompa gas motor bututnya, menunggu panggilan akhir untuk pekerjaan entah di gudang, entah di warung tenda, sementara si Mbah menunggu waktu-waktu tertentu—bukan ritual suci, melainkan jeda yang memecah hari-harinya menjadi kepingan-kepingan harapan. Konon katanya, jeda itu adalah detik paling mendebarkan: menunggu apakah bantuan akan datang tepat waktu atau tertunda lagi.

Bersambung....

Comments

Popular posts from this blog

Sushi Terbaik

Sushi Tei - Plaza Indonesia Jl. MH. Thamrin Kav. 28-30 | Plaza Indonesia, Level 1 #102 A & C , Jakarta 10350, Indonesia Sushi tei plaza indonesia merupakan salah satu resto sushi terbaik. Sushi yang disajikan sangat segar, dan pelayanannya pun sangat memuaskan. Selain menu sushi, pengunjung juga dapat menikmati aneka masakan dr negeri sakura. Antara lain yang menjadi favorite adalah nasi curry. Diolah dengan daging sapi ataupun ayam memiliki citarasa yang nikmat. https://www.tripadvisor.co.id/Restaurant_Review-g294229-d850133-Reviews-Sushi_Tei_Plaza_Indonesia-Jakarta_Java.html

sambalnya NAGIH

Bu Rudy Dharmahusada "Sambal Bu Rudy" Jl. Dharma Husada no. 140 , Surabaya, Indonesia jika anda berkunjung ke surabaya, rasanya wajib mengunjungi resto Ibu Rudy. hidangan udang goreng yang sangat luar biasa, serta sambalnya yang mantap, membuat perjalanan anda ke surabaya tak terlupakan. sepulang dari sana pasti saya membawa 1-2 botol sambal untuk bekal di rumah. https://www.tripadvisor.co.id/ShowUserReviews-g297715-d3451355-r209128704-Bu_Rudy_Dharmahusada-Surabaya_East_Java_Java.html#

ROJALI Kopi yang unik

1/15 One fifteenth Coffee Jakarta Jln. Gandaria I No. 63 , Jakarta 12130 , Indonesia Rojali salah satu menu yang unik dan menjadi andalan tempat ini. Salah satu coffee shop terbaik di jakarta. Dengan penataan ruangan yang nyaman. Menu lain seperti roti lapis isi daging juga enak dan yummy. Ajak keluarga dan rekan-rekan untuk bersantai dan berlama-lama di tempat ini. https://www.tripadvisor.co.id/Restaurant_Review-g294229-d5452846-Reviews-1_15_One_Fifteenth_Coffee-Jakarta_Java.html